|
|
Friday, January 09, 2004 masih terbayang bayangmuentah mengapa bayangmu terlintas diantara tiang lampu dijalanan kota malam ini sehingga menguak kembali semua kenangan pahit yang pernah ku lewati saat ku masih berada dihatimu dulu sakit... amat sakit sekali... sesakit luka didalam hati yang dulu pernah engkau siram dengan sebotol air keras dan melepuh didalam tangisan air mata darah ini... masih terbayang olehku tawa sinismu yang sembari menginjakkan kedua kakimu diatas kepalaku saat ku berlutut dihadapanmu, gelora emosi dan kemarahan yang tak sanggup lagi kusembunyikan saat ku teringat kau dan aku pernah berjalan kaki diantara trotoar persimpangan titi kuning ingin rasanya kuledakkan seluruh isi bumi yang pernah mengingatkanku akan dirimu yang kotor dan menjijikkan itu... salam dari jiwaku tuk jasadmu yang mati dilanggar oleh jalannya kereta kehidupan yang penuh berisikan materimu semoga engkau tak pernah terreinkarnasi kembali... 00:23 10 january 2004 saturday EdSeN melintasi luka pada pukul @ 9:03 AM |
luka-luka kasih yang tak berujung... kekasihku... Engkau sangat buta, tidakkah engkau melihat apa yang kulakukan ini? Buka matamu selebar mungkin. Dengan sehelai bulu rambut aku meniti melewati buana lautan lahar... Mengapa engkau tak ada disana? Lari kemana dikau? Tega sekali engkau... pandanglah kearahku! Lihatlah sayatan daging berdarah ini, yang telah melintasi jembatan berduri. Semua olehmu kini menjadi luka-luka kasih yang tak berujung!!! Tulisan-tulisan kemarin 07/01/2003 - 08/01/2003 08/01/2003 - 09/01/2003 09/01/2003 - 10/01/2003 10/01/2003 - 11/01/2003 11/01/2003 - 12/01/2003 12/01/2003 - 01/01/2004 01/01/2004 - 02/01/2004 02/01/2004 - 03/01/2004 03/01/2004 - 04/01/2004 04/01/2004 - 05/01/2004 06/01/2004 - 07/01/2004 09/01/2004 - 10/01/2004 01/01/2005 - 02/01/2005 03/01/2005 - 04/01/2005 04/01/2005 - 05/01/2005 pesan & kesan ujung dari luka-luka kasih... akhirnya... tak ada satu kasih yang mampu kugenggam olehmu, betapa sakitnya relung ini olehmu, cemetimu yang menuntunku melewati jembatan duri berkawah air mata darahku. Terus menyeret langkah yang terseok-seok didalam luka-luka kasih yang tak berujung!!! |