|
|
Tuesday, April 13, 2004 engkau kiniengkau menyebabkan belibis melinglung, sayap-sayap imaji yang mengopong ditiap rusuk punggung yang t'lah tertetak seperti kertas putih yang kotor oleh kentalnya noda dahakmu. engkau memberiku sepotong sapu tangan merah s'bagai undangan tuk menghadiri pesta kematianmu, aku melihat pecahan pelir-pelirmu yang menggasang ditiap-tiap isi galon minyak s'bagai pertanda asamu yang t'lah jatuh lindap meluruh-riuh diatas kolam-kolam masa lalu kita, maka aku pun tak sudi menampung kotoranmu kar'na itu hanya akan merusak periuk bersihku... kau tahu sesuatu? engkau tak pantas bersimpuh didepan jemari kakiku, kar'na engkau kini terlalu menjijikkan dihadapanku!!! 01:55 7 april 2004 wednesday EdSeN melintasi luka pada pukul @ 1:31 PM |
luka-luka kasih yang tak berujung... kekasihku... Engkau sangat buta, tidakkah engkau melihat apa yang kulakukan ini? Buka matamu selebar mungkin. Dengan sehelai bulu rambut aku meniti melewati buana lautan lahar... Mengapa engkau tak ada disana? Lari kemana dikau? Tega sekali engkau... pandanglah kearahku! Lihatlah sayatan daging berdarah ini, yang telah melintasi jembatan berduri. Semua olehmu kini menjadi luka-luka kasih yang tak berujung!!! Tulisan-tulisan kemarin 07/01/2003 - 08/01/2003 08/01/2003 - 09/01/2003 09/01/2003 - 10/01/2003 10/01/2003 - 11/01/2003 11/01/2003 - 12/01/2003 12/01/2003 - 01/01/2004 01/01/2004 - 02/01/2004 02/01/2004 - 03/01/2004 03/01/2004 - 04/01/2004 04/01/2004 - 05/01/2004 06/01/2004 - 07/01/2004 09/01/2004 - 10/01/2004 01/01/2005 - 02/01/2005 03/01/2005 - 04/01/2005 04/01/2005 - 05/01/2005 pesan & kesan ujung dari luka-luka kasih... akhirnya... tak ada satu kasih yang mampu kugenggam olehmu, betapa sakitnya relung ini olehmu, cemetimu yang menuntunku melewati jembatan duri berkawah air mata darahku. Terus menyeret langkah yang terseok-seok didalam luka-luka kasih yang tak berujung!!! |