|
|
Saturday, January 22, 2005 duka cita imlek bersama tsunamikupersembahkan padamu tiga batang dupa dan dua lilin putih yang telah meleleh sebagai ungkapan terdalam rasa turut duka citaku atas kepergianmu bersama gelombang badai tsunami. hari ini adalah hari imlek, tetapi tak ada tarian barongsai disekitar jalanan lagi, tiada kata "GONG XIE FAT CHOI" lagi... karena keharuman aroma cendana telah memudar digapura kesedihanku yang berair mata diatas layar pusaramu, dan kini... berubah menjadi bau amis tanah merah meratapi tempatmu tujuh hari disemayamkan. mereka sedang berpesta pora dengan meriahnya disana, sedangkan aku disini menunggu kepulangan arwahmu dimana hari ke empat puluh sembilan tragedi tsunami yang bertepatan jatuh pada hari imlek tahun ini... 05:46 23 januari 2005 minggu EdSeN melintasi luka pada pukul @ 2:34 PM Friday, January 07, 2005 kehilanganternyata suara pukulan kentongan sekali pun masih belum berkuasa menemukan jasadmu... sedangkan disana lonceng kencana masih terus berdentang, dan menjuntaikan sepasang tirai putih disepanjang kota tempat bau anyirmu menyebar... 'By'... kemana lagi mustinya langkah kakiku menginjak? kepada siapa lagi hatiku menggugat kembalinya arwah beserta tubuhmu? lihatlah... kini tubuhku menangis terlentang diantara tubuhmu yang dijejerkan diantara tubuh mereka, engkau telah berpulang, meninggalkan ribuan kasta, sembilan puluh sembilan purnama yang belum terkais dan masih menjadi pelayat dibundaran dunia kita, kini sudah membekuk seluruh roh perana kematian bersabda diatas ringkikan kuda dan embikan domba, lengkingan suara tangis yang keriut menggaung ditengah balai-balai kehancuran... 'By'... apakah kini engkau sedang duduk bersila dipekarangan taman firdaus? sebab pesanmu tergurat dibatu-batu berlumur darahmu. doaku, berbahagialah engkau disana... setelah jeram tsunami menjerangmu, mengarungimu, menggugah arah tujuan hidupmu untuk segera menjelang eden!!! 12:17 8 januari 2005 sab'tu EdSeN melintasi luka pada pukul @ 8:26 AM |
luka-luka kasih yang tak berujung... kekasihku... Engkau sangat buta, tidakkah engkau melihat apa yang kulakukan ini? Buka matamu selebar mungkin. Dengan sehelai bulu rambut aku meniti melewati buana lautan lahar... Mengapa engkau tak ada disana? Lari kemana dikau? Tega sekali engkau... pandanglah kearahku! Lihatlah sayatan daging berdarah ini, yang telah melintasi jembatan berduri. Semua olehmu kini menjadi luka-luka kasih yang tak berujung!!! Tulisan-tulisan kemarin 07/01/2003 - 08/01/2003 08/01/2003 - 09/01/2003 09/01/2003 - 10/01/2003 10/01/2003 - 11/01/2003 11/01/2003 - 12/01/2003 12/01/2003 - 01/01/2004 01/01/2004 - 02/01/2004 02/01/2004 - 03/01/2004 03/01/2004 - 04/01/2004 04/01/2004 - 05/01/2004 06/01/2004 - 07/01/2004 09/01/2004 - 10/01/2004 01/01/2005 - 02/01/2005 03/01/2005 - 04/01/2005 04/01/2005 - 05/01/2005 pesan & kesan ujung dari luka-luka kasih... akhirnya... tak ada satu kasih yang mampu kugenggam olehmu, betapa sakitnya relung ini olehmu, cemetimu yang menuntunku melewati jembatan duri berkawah air mata darahku. Terus menyeret langkah yang terseok-seok didalam luka-luka kasih yang tak berujung!!! |